Hikayat adalah salah satu bentuk sastra karya prosa lama yang isinya
berupa cerita, kisah, dongeng maupun sejarah. Umumnya mengisahkan
tentang kephalawanan seseorang, lengkap dengan keanehan, kekuatan/
kesaktian, dan mukjizat sang tokoh utama
Macam-macam Hikayat berdasarkan isinya, diklasifikasikan menjadi 6 :
1. Cerita Rakyat
2. Epos India
3. Cerita dari Jawa
4. Cerita-cerita Islam
5. Sejarah dan Biografi
6. Cerita berbingkat
Macam-macam Hikayat berdasarkan asalnya, diklasifikasikan menjadi 4 :
1. Melayu Asli
Hikayat Hang Tuah (bercampur unsur islam)
Hikayat Si Miskin (bercampur unsur isl;am)
Hikayat Indera Bangsawan
Hikayat Malim Deman
2. Pengaruh Jawa
Hikayat Panji Semirang
Hikayat Cekel Weneng Pati
Hikayat Indera Jaya (dari cerita Anglingdarma)
3. Pengaruh Hindu (India)
Hikayat Sri Rama (dari cerita Ramayana)
Hikayat Perang Pandhawa (dari cerita Mahabarata)
Hikayat Sang Boma (dari cerita Mahabarata)
Hikayat Bayan Budiman
4. Pengaruh Arab-Persia
Hikayat Amir Hamzah (Pahlawan Islam)
Hikayat Bachtiar
Hikayat Seribu Satu Malam
Ciri-ciri Hikayat :
1. Anonim : Pengarangnya tidak dikenal
2. Istana Sentris : Menceritakan tokoh yang berkaitan dengan kehidupan istana/ kerajaan
3. Bersifat Statis : Tetap, tidak banyak perubahan
4. Bersifat Komunal : Menjadi milik masyarakat
5. Menggunakan bahasa klise : Menggunakan bahasa yang diulang-ulang
6. Bersifat Tradisional : Meneruskan budaya/ tradisi/ kebiasaan yang dianggap baik
7. Bersifat Didaktis : Didaktis moral maupun didaktis religius (Mendidik)
8. Menceritakan Kisah Universal Manusia : Peperangan antara yang baik dengan yang buruk, dan dimenangkan oleh yang baik
9. Magis : Pengarang membawa pembaca ke dunia khayal imajinasi yang serba indah
unsur unsur hikayat :
1. Unsur Intrinsik
a) Tema dan Amanat
Tema ialah persoalan yang menduduki tempat utama dalam karya sastra.
Tema mayor ialah tema yang sangat menonjol dan menjadi persoalan. Tema
minor ialah tema yang tidak menonjol.
Amanat ialah pemecahan yang diberikan oleh pengarang bagi persoalan
di dalam karya sastra. Amanat biasa disebut makna. Makna dibedakan
menjadi makna niatan dan makna muatan. Makna niatan ialah makna yang
diniatkan oleh pengarang bagi karya sastra yang ditulisnya. Makna
muatan ialah makana yang termuat dalam karya sastra tersebut.
b) Tokoh dan Penokohan
Tokoh ialah pelaku dalam karya sastra. Dalam karya sastra biasanya
ada beberapa tokoh, namun biasanya hanya ada satu tokoh utama. Tokoh
utama ialah tokoh yang sangat penting dalam mengambil peranan dalam
karya sastra. Dua jenis tokoh adalah tokoh datar (flash character) dan
tokoh bulat (round character).
Tokoh datar ialah tokoh yang hanya menunjukkan satu segi, misalny6a
baik saja atau buruk saja. Sejak awal sampai akhir cerita tokoh yang
jahat akan tetap jahat. Tokoh bulat adalah tokoh yang menunjukkan
berbagai segi baik buruknya, kelebihan dan kelemahannya. Jadi ada
perkembangan yang terjadi pada tokoh ini. Dari segi kejiwaan dikenal
ada tokoh introvert dan ekstrovert. Tokoh introvert ialah pribadi tokoh
tersebut yang ditentukan oleh ketidaksadarannya. Tokoh ekstrovert
ialah pribadi tokoh tersebut yang ditentukan oleh kesadarannya. Dalam
karya sastra dikenal pula tokoh protagonis dan antagonis. Protagonis
ialah tokoh yang disukai pembaca atau penikmat sastra karena
sifat-sifatnya. Antagonis ialah tokoh yang tidak disukai pembaca atau
penikmat sastra karena sifat-sifatnya.
Penokohan atau perwatakan ialah teknik atau cara-cara menampilkan
tokoh. Ada beberapa cara menampilkan tokoh. Cara analitik, ialah cara
penampilan tokoh secara langsung melalui uraian pengarang. Jadi
pengarang menguraikan ciri-ciri tokoh tersebut secara langsung. Cara
dramatik, ialah cara menampilkan tokoh tidak secara langsung tetapi
melalui gambaran ucapan, perbuatan, dan komentar atau penilaian pelaku
atau tokoh dalam suatu cerita.
Dialog ialah cakapan antara seorang tokoh dengan banyak tokoh.
Dualog ialah cakapan antara dua tokoh saja. Monolog ialah cakapan
batin terhadap kejadian lampau dan yang sedang terjadi. Solilokui ialah
bentuk cakapan batin terhadap peristiwa yang akan terjadi.
c) Alur dan Pengaluran
Alur disebut juga plot, yaitu rangkaian peristiwa yang memiliki
hubungan sebab akibat sehingga menjadi satu kesatuan yang padu bulat
dan utuh. Alur terdiri atas beberapa bagian :
(1) Awal, yaitu pengarang mulai memperkenalkan tokoh-tokohnya.
(2) Tikaian, yaitu terjadi konflik di antara tokoh-tokoh pelaku.
(3) Gawatan atau rumitan, yaitu konflik tokoh-tokoh semakin seru.
(4) Puncak, yaitu saat puncak konflik di antara tokoh-tokohnya.
(5) Leraian, yaitu saat peristiwa konflik semakin reda dan perkembangan alur mulai terungkap.
(6) Akhir, yaitu seluruh peristiwa atau konflik telah terselesaikan.
Pengaluran, yaitu teknik atau cara-cara menampilkan alur. Menurut
kualitasnya, pengaluran dibedakan menjadi alur erat dan alur longggar.
Alur erat ialah alur yang tidak memungkinkan adanya pencabangan cerita.
Alur longgar adalah alur yang memungkinkan adanya pencabangan cerita.
Menurut kualitasnya, pengaluran dibedakan menjadi alur tunggal dan alur
ganda. Alur tunggal ialah alur yang hanya satu dalam karya sastra.
Alur ganda ialah alur yang lebih dari satu dalam karya sastra. Dari
segi urutan waktu, pengaluran dibedakan kedalam alur lurus dan tidak
lurus. Alur lurus ialah alur yang melukiskan peristiwa-peristiwa
berurutan dari awal sampai akhir cerita. Alur tidak lurus ialah alur
yang melukiskan tidak urut dari awal sampai akhir cerita. Alur tidak
lurus bisa menggunakan gerak balik (backtracking), sorot balik
(flashback), atau campauran keduanya.
d) Latar dan Pelataran
Latar disebut juga setting, yaitu tempat atau waktu terjadinya
peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam sebuah karya sastra. Latar atau
setting dibedakan menjadi latar material dan sosial. Latar material
ialah lukisan latar belakang alam atau lingkungan di mana tokoh
tersebut berada. Latar sosial, ialah lukisan tatakrama tingkah laku,
adat dan pandangan hidup. Sedangkan pelataran ialah teknik atau
cara-cara menampilkan latar.
e) Pusat Pengisahan
Pusat pengisahan ialah dari mana suatu cerita dikisahkan oleh
pencerita. Pencerita di sini adalah privbadi yang diciptakan pengarang
untuk menyampaikan cerita. Paling tidak ada dua pusat pengisahan yaitu
pencerita sebagai orang pertama dan pencerita sebagai orang ketiga.
Sebagai orang pertama, pencerita duduk dan terlibat dalam cerita
tersebut, biasanya sebagai aku dalam tokoh cerita. Sebagai orang
ketiga, pencerita tidak terlibat dalam cerita tersebut tetapi ia duduk
sebagai seorang pengamat atau dalang yang serba tahu.
2. Unsur Ekstrinsik
Tidak ada sebuah karya sastra yang tumbuh otonom, tetapi selalu
pasti berhubungan secara ekstrinsik dengan luar sastra, dengan sejumlah
faktor kemasyarakatan seperti tradisi sastra, kebudayaan lingkungan,
pembaca sastra, serta kejiwaan mereka. Dengan demikian, dapat
dinyatakan bahwa unsur ekstrinsik ialah unsur yang membentuk karya
sastra dari luar sastra itu sendiri. Untuk melakukan pendekatan
terhadap unsur ekstrinsik, diperlukan bantuan ilmu-ilmu kerabat seperti
sosiologi, psikologi, filsafat, dan lain-lain.
conoth hikayat :
Hikayat Hang Tuah, Antara Sejarah dan Mitos
Judul: Hikajat Hang Tuah
Penerbit: Balai Pustaka, Jakarta (Cetakan ke-3, 1956)
Tebal: 511 halaman
Hikayat Abdullah
1849